Cara Manajemen Risiko

 

Cara Manajemen Risiko

By Wokandapix from Pixabay

Dalam artikel sebelumnya kita sudah mengetahui apa itu risiko dan keamanan yang dimaksud dalam analisis saham. Sekarang dari pengertian kita beranjak ke pada hal yang lebih bisa kita pakai dalam petualangan kita berinvestasi, yaitu manajemen risiko. Penggunaannya berguna khususunya pada saat kita ingin membangun portofolio kita. Sekedar mengingatkan dari artikel sebelumnya, Risiko adalah kehilangan nilai pokok. Nah ketika dihadapkan dengan pilihan yang mengandung risiko, bagaimana seharusnya kita bertindak? dan atas dasar apa kita melakukan tindakan tersebut?

Menurut Daniel Kahneman, ada 2 faktor yang bisa membuat keputusan itu menjadi baik:
  1. Keyakinan yang dikalibrasi dengan baik (bukti pendukung, metode yang benar, data yang lengkap)
  2. Penyesalan yang diantisipasi dengan baik (kemampuan kita untuk menanggapi bencana/akibat jika keputusan kita salah)
Terkait dengan pasar saham, faktor pertama berhubugnan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa tepat keputusan kita? seberapa mendalam analisis kita? sudah kah kita membandingkannya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama? seberapa akurat sumber data yang kita miliki? sudah lengkapkah data yang kita punya? Intinya adalah pertanyaan seputar kebenaran keputusan kita. Di sisi lain, Faktor kedua adalah pertanyaan-pertanyaan tentang kemampuan kita untuk bertahan jika saham yang kita beli salah atau kita membelinya pada harga yang salah seperti: Apakah saya masih bisa memenuhi kebutuhan hidup saya dengan aman apabila saya membeli saham A dan menjadikannya sebagai 90% dari portofolio saya? Apakah saya mampu menanggulangi kekecewaan pada saat kehilangan uang sejumlah yang saya taruh di saham yang saya akan beli ini? Apa yang akan saya lakukan jika saya tau ternyata analisis saya salah setelah saya membeli saham ini? apakah saya cutloss atau saya akan membelinya lagi di harga yang lebih rendah untuk mengurangi kerugian? 

Tapi......Bagaimana kita membuat keputusan jika kita dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti? Kita mungkin saja melakukan analisis yang benar (dulu) namun dengan kondisi industri yang mengalami perubahan semakin cepat sesuatu yang semula kita anggap benar bisa saja sudah tidak relefan lagi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Peter L. Bernstein, seorang filsuf investasi, menyimpulkan bahwa "Saat membuat keputusan dalam kondisi ketidakpastian, konsekuensi harus mendahului probabilitas". Jadi faktor kedua lebih utama dibandingkan dengan faktor pertama.


Inspired by

Graham B. 1973. The Intelligent Investor. New York. Helper Colin. (di-update dengan komentar Jason Zweig) hal. 696-699










Comments