Rasio lancar

 Rasio Lancar





Bagaimana rasanya jika kita membeli saham dalam jumlah banyak lalu perusahaan itu bangkrut? ya uang kita bisa hilang semua atau jika perusahaannya dijual semua asetnya, pemegang saham adalah pihak yang terakhir menerima uang tersebut karena bukan prioritas yang menerima hasil penjualan aset (www.idxchannel.com). Uang tersebut pun baru akan kita terima setelah melewati serangkaian proses pengadilan yang panjang dan melelahkan.  Daripada kita mengalami hal tersebut, akan lebih menyenangkan jika kita bisa mengidentifikasi kondisi keuangan perusahaan sebelum kita membeli sahamnya dan hanya memiliki perusahaan yang kondisi keuangannya aman dan stabil. Salah satu indikator yang bisa kita gunakan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan yaitu Rasio Lancar (Current Ratio).

Rasio lancar atau Current ratio adalah perbandingan antara jumlah aset lancar dengan liabilitas lancar. 

Aset Lancar adalah uang kas atau aset lain yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi kas seperti piutang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan persedian (semacam produk jadi atau setengah jadi yang disimpan di dalam gudang).

Liabilitas Lancar adalah hutang perusahaan yang harus dibayarkan perudahaan dalam waktu satu tahun.

Jika suatu perusahaan memiliki rasio lancar senilai 1 artinya perusahaan punya liabilitas lancar sebesar Rp 1000 untuk setiap Rp 1000 aset lancar. Apabila nilainya kurang dari 1 (misal 0,5) maka perusahaan memiliki liabilitas lancar lebih banyak daripada aset lancarnya dalam arti lain hutangnya lebih banyak dari uangnya. Kalau sudah seperti itu sebaiknya investor lebih berhati-hati dan waspada. Sebagai persyaratan minimum untuk suatu perusahaan industri, 2 adalah rasio lancar yang minimal. 

Rumus : Rasio Lancar = Aset Lancar / Liabilitas Lancar

Contoh:


Ini adalah laporan keuangan tahun 2020 dari PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sumber) dengan kode saham CEKA yang bisa kita akses di webnya IDX (silahkan klik aja tulisannya). Pada tahun 2020, perusahaan ini memiliki aset lancar sebesar Rp 1.266.586.465.994 atau 1,3 T. 



Di halaman berikutnya, kalian mendapatkan informasi jumlah liabilitas jangka pendek (nama lain liabilitas lancar) sebesar Rp 271.641.005.590 sekitar 3 M. itu berarti rasio lancar CEKA adalah Rp 1.266.586.465.994 / Rp 271.641.005.590 yaitu 4,7. Kita bisa menafsirkan angka tersebut bahwa CEKA punya hutang jangka pendek sebesar Pp 1.000 untuk setiap Rp 4.700 uang kasnya atau uang cashnya 4,7 kali lebih banyak dari hutang jangka pendeknya. Dengan begitu, kita bisa menyimpulkan kondisi keuangan CEKA cukup baik karena tidak memiliki hutang yang besar sehingga jauh dari kebangkrutan. 


Inspired by

Graham B, Meredith SB. 1998. The Interpretation of Financial Statements. HarperBusiness. (diterjemahkan oleh Fahmy Yamani, diterbitkan oleh Penerbit BACA di Tangerang Selatan) (hal. 46)











Comments